KENAPA...???
Alasannya bukan karena kesetaraan jender , tetapi karena perempuanlah yang melahirkan generasi masa depan. Sedangkan generasi masa depan dan cerdas yang akan memiliki kualitas sebagai pemimpin, peduli dan mampu memberikan gagasan yang cemerlang sebagai
solusi dari setiap permasalahan yang ada dimasyarakat, untuk menghasilkan generasi tersebut membutuhkan proses yang panjang yang harus diawali dari usia dini yaitu periode emas (golden age) bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Pada masa dimana anak-anak akan belajar memahami dirinya dan apa yang ada disekitarnya , inilah proses yang penting akan mempengaruhi periode selanjutnya.
Islam sangat
memperhatikan pendidikan untuk anak yang dijadikan sesuatu yang penting ,
seperti yang termaktub dalam QS an-Nisaa' : 9, adalah himbauan dari Allah SWT untuk tidak meninggalkan anak dalam
kondisi yang lemah (keilmuan dan keimanan). Disini lah betapa pentingnya
peran orang tua terutama ibu. Sebab ibu memiliki kedekatan emosi dengan
anak, maka ibulah yang dikatakan peletak dasar kepribadian anak. Inilah
alasan mengapa perempuan haruslah cerdas.
TETAPI
Kerusakan sistem sosial saat ini menempatkan wanita bukan dari pandangan kemanusiaan secara utuh yang hidup bersama laki-laki, dan hal ini sulit dilepaskan dari kekurangan dan kehilangan fungsi normalnya dalam perfektif islam. Menjadikan peran ibu tidak lagi pada pendidik pertama bagi anak-anak dikarenakan beberapa faktor kondisi yang muncul seperti menjadi wanita karier, yang menjadikan waktunya sempit bagi anak-anak, sedangkan wanita yang non karier umumnya memiliki waktu yang lapang, tetapi pengetahuan tentang seputar pendidikan anak usia dini belumlah didapat secara utuh. Alhasil pendidikan anak cenderung terabaikan, dan hal ini tidak dapat diselesaikan secara perorangan tetapi harus melibatkan seluruh elemen masyarakat.
PADAHAL
Dalam perfektif islam, perempuan adalah penentu warna masyarakat, baik buruknya masyarakat. Dalam paradigma inilah bisa ditentukan siapa perempuan yang layak disebut cerdas, atau bagaimana mencerdaskan perempuan.
TERNYATA
Perempuan yang
cerdas adalah perempuan yang bisa menempatkan posisinya sesuai syariat
islam.ia senantiasa terikat dengan aturan islam, baik dalam kehidupan
domestik ataupun publik, individual dan sosial sekaligus.
individual:
1. bersemangat dalam mengkaji islam
2. memperbanyak ibadah
3. berakhlakul karimah
4. berdakwah
5. taat pada suami
6. mendidik anak-anak sesuai syariat islam
sosial:
1. menutup aurat memakai jilbab sesuai syariat
2. tidak berkhalwat dan tabarujj
3. menjaga pandangan
4. mematuhi aturan kehidupan publik lainnya
Dan perempuan cerdas bukan hanya yang menempatkan dirinya hanya menjadi milik keluarganya , apatis terhadap realitas sosial yang menyimpang dari islam, sebab islam menuntut lebih peran perempuan untuk membina , menyampaikan kebenaran tanpa rasa takut, mengkoreksi kedzaliman ditengah masyarakat dan pemimpin. Dengan kata lain wanita cerdas adalah yang berjuang menegakkan syariat dalam kapasitas dan kodratnya sebagai perempuan.
Allahu a'lam
Ya Allah ampunilah kebodohan kami selama ini, ampunilah ketidak mengertian kami, ampunilah kelalaian kami sebagai umat yang mengaku rindu pada Rasulullah SAW tetapi kehidupan yang kami jalani adalah kehidupan yang justru beliau perangi, kembalinya pada kejahiliyyahan.
Berikanlah kami kekuatan dan petunjuk untuk mencerdaskan kehidupan kami sejak sekarang dan kedepan... Aamiin
Oleh: Ginna Sanita,
Aktifis Dakwah dan Kontributor ANSHAR Australia
TETAPI
Kerusakan sistem sosial saat ini menempatkan wanita bukan dari pandangan kemanusiaan secara utuh yang hidup bersama laki-laki, dan hal ini sulit dilepaskan dari kekurangan dan kehilangan fungsi normalnya dalam perfektif islam. Menjadikan peran ibu tidak lagi pada pendidik pertama bagi anak-anak dikarenakan beberapa faktor kondisi yang muncul seperti menjadi wanita karier, yang menjadikan waktunya sempit bagi anak-anak, sedangkan wanita yang non karier umumnya memiliki waktu yang lapang, tetapi pengetahuan tentang seputar pendidikan anak usia dini belumlah didapat secara utuh. Alhasil pendidikan anak cenderung terabaikan, dan hal ini tidak dapat diselesaikan secara perorangan tetapi harus melibatkan seluruh elemen masyarakat.
PADAHAL
Dalam perfektif islam, perempuan adalah penentu warna masyarakat, baik buruknya masyarakat. Dalam paradigma inilah bisa ditentukan siapa perempuan yang layak disebut cerdas, atau bagaimana mencerdaskan perempuan.
TERNYATA
![]() |
Silhoutte Muslimah via unires.umy.ac.id |
individual:
1. bersemangat dalam mengkaji islam
2. memperbanyak ibadah
3. berakhlakul karimah
4. berdakwah
5. taat pada suami
6. mendidik anak-anak sesuai syariat islam
sosial:
1. menutup aurat memakai jilbab sesuai syariat
2. tidak berkhalwat dan tabarujj
3. menjaga pandangan
4. mematuhi aturan kehidupan publik lainnya
Dan perempuan cerdas bukan hanya yang menempatkan dirinya hanya menjadi milik keluarganya , apatis terhadap realitas sosial yang menyimpang dari islam, sebab islam menuntut lebih peran perempuan untuk membina , menyampaikan kebenaran tanpa rasa takut, mengkoreksi kedzaliman ditengah masyarakat dan pemimpin. Dengan kata lain wanita cerdas adalah yang berjuang menegakkan syariat dalam kapasitas dan kodratnya sebagai perempuan.
Allahu a'lam
Ya Allah ampunilah kebodohan kami selama ini, ampunilah ketidak mengertian kami, ampunilah kelalaian kami sebagai umat yang mengaku rindu pada Rasulullah SAW tetapi kehidupan yang kami jalani adalah kehidupan yang justru beliau perangi, kembalinya pada kejahiliyyahan.
Berikanlah kami kekuatan dan petunjuk untuk mencerdaskan kehidupan kami sejak sekarang dan kedepan... Aamiin
Oleh: Ginna Sanita,
Aktifis Dakwah dan Kontributor ANSHAR Australia
No comments:
Post a Comment