Kalender masehi tahun 2016 baru saja bergulir, dan itu adalah saat bagi kebanyakan orang untuk membuat resolusi baru setahun ke depan. Kabar baiknya, tahun 2016 dimulai dengan hari Jum'at, yang berarti ong weekend bagi mereka yang sekolah, kuliah, dan bekerja. Momen tersebut dimanfaatkan ANSHAR Australia untuk mengajak sahabat ANSHAR dan keluarganya bersila-ukhuwah sekaligus men-tadabur-i alam ciptaan Allah SWT.
Tanggal 1 Januari 2016, ANSHAR Australia mengadakan Summer Camp untuk kali pertama.
Tidak tanggung-tangung, acara pertama ini langsung ditujukan untuk "mengisolir" peserta dari hiruk-pikuk keramaian kota, agar lebih marasakan nuansa alam. Cundle Flat Farm, sebuah lahan perkemahan yang berada di tengah area peternakan dan dikelilingi perbukitan. Di sisi lain, aliran sungai semakin memanjakan mata dan telinga bagi siapapun yang memandangnya. ANSHAR Summer Camp 2016 ini terjadwalkan selama 3 hari dan 2 malam. Diharapkan, setiap peserta dapat lebih khusyuk mengambil hikmah, bertaqorrub, juga meresapi saat-saat berkhalwat dengan Allah SWT.
Dari Sydney, total waktu tempuh perjalanan menuju lokasi adalah sekitar 5,5 jam, menuju Suburban Cundle Flat, bagian utara New South Wales. Perjalanan ke lokasi cukup menyenangkan (dan menjemukan bagi sebagian orang). Kami disuguhi panorama-panorama indah hutan hijau nan terawat, sungai yang luas memanjang, dan perbukitan yang menghapus suasana metropolitan Sydney sepanjang perjalanan menuju Newcastle. Memasuki wilayah Gloucester (baca: Glouster, red), suasana tanah lapang hijau, sapi-sapi besar, dan kuda menghiasi jendela kami. Udara segar menyelinap masuk ke dalam kendaraan, memberikan kesejukan untuk matahari yang terik dan panas siang itu. Pemandangan ini berlanjut hingga kami sampai di kawasan Bundook.
Sampai di wilayah Bundook, kami masih harus menempuh perjalanan sejauh 42 Km untuk sampai ke lokasi perkemahan. Kali ini suasana perjalanan kami berubah lagi. Jalanan berpasir dan berbatu, sesekali lekukan bukit dengan jurang di sisi lain tebing memberikan suntikan adrenalin untuk jiwa yang doyan akan petualangan. Sekilas saya seperti menikmati suasana rally off-road. Hehehe. Benar-benar seperti sebuah transisi, dengan jarak dan waktu tempuh yang cukup panjang, panorama-panorama yang kontras dan bervariasi, sungguh adalah arsitektural sempurna dari Yang Maha Sempurna untuk membuat saya terlarut dalam kagum atas ciptaanNYA. MashaaAllaah
Hingga sampai di lokasi perkemahan Cundle Flat Farm, pemilik area cukup ramah dan bersahabat saat menerima kami yang baru datang. Meskipun berikutnya, penilaian saya terhadap mereka berubah menjadi sedikit cerewet dengan peraturan dan regulasi di area perkemahan.
Pemetaan pun dilakukan, tenda-tenda mulai didirikan. Para ikhwan telah bersiap, tugas-tugas itu adalah kewajiban bagi mereka bentuk tanggung jawab sebagai pemimpin keluarga dan latihan bagi yang belum berkeluarga, hehehe. Sedangkan para akhwat, dengan sukarela dan ikhlas membantu menyiapkan asupan gizi dan nutrisi untuk seluruh peserta. Lagi-lagi, sebagai bentuk tanggung jawab bagi ibu-ibu dan para calon ibu. Cukup adil sesuai porsinya, bukan?
Memasuki waktu Ashar, pekerjaan telah selesei. Selanjutnya adalah, free time!!! setelah penat perjalanan, proses pendirian tenda-tenda yang melelahkan, dan energi yang telah terisi setelah makan siang, maka olah raga adalah pilihan tepat untuk menjaga kebugaran. Para ikhwan setelah melakukan shalat, membagi diri menjadi 2 tim bermain sepak bola, beberapa ada juga yang bermain di sungai dengan perahu karet. Begitu pun para akhwat, mereka mengisi waktu dengan kegiatan-kegiatan yang memanjakan mata untuk mengagumi sekaligus mensyukuri nikmat Allah SWT berupa alam yang terbentang luas nan indah di depan mata. Saya sendiri ikut bermain sepak bola. Hingga waktu mendekati maghrib, kami memutuskan untuk mengakhiri pertandingan. Alasannya, kami ingin berenang di sungai!
Aliran di Sungai Manning (Manning River) cukup menggoda kami untuk menjamahnya. Dengan bening air yang mengalir, dihiasi riak-riak deras air yang menabrak bebatuan, seolah memaksa kami untuk tidak melewatkannya di hari pertama ini. Tak lama kemudian, sungai yang indah itu mendapat tambahan hiasan berupa ikan-ikan besar berkaki yang berenang kesana-kemari dengan riang dan canda tawa. Hehehe,
Namun rupanya tidak semua orang bergembira. Salah satu peserta rupanya mendapatkan "hadiah" selamat datang dari penghuni asli Manning River. Brother Ramadhan mendapat kenangan berharga berupa gigitan Ikan Batu (stone fish) di jari kaki. Efek dari gigitan tersebut, membuat saudara kami meringis nyeri dan susah berjalan karena bengkak di bagian telapak kaki. Sesuai saran dari pemilik lokasi, gigitan tersebut cukup direndam di air panas tanpa harus ke rumah sakit. AlhamduliLlaah, sebelum shalat maghrib kami telah melihatnya lagi bergabung bersama dengan kaki yang masih bengkak, namun tanpa rasa nyeri.
Hari pertama kami tutup dengan kajian selepas shalat dan makan malam. Beberapa memilih tidur di tenda, namun ada juga yang memilih tidur bersama-sama di tenda gazebo tempat shalat, termasuk saya, berselimut dan merasakan langsung kesejukan alam yang mungkin tidak didapatkan di kota metropolitan. Sungguh pengalaman yang sangat menyenangkan.
Sabtu, 2 Januari 2016, Day 2 ANSHAR Summer Camp.
Shalat shubuh mengawali acara kami di hari ini. Buat saya pribadi yang baru kembali dari Indonesia (saya sampai di Sydney tanggal 1 Januari pagi, dan langsung melanjutkan perjalanan ke lokasi), udara di waktu shubuh saat di Indonesia dan di Cundle Flat sangat berbeda. Hawa dingin perlahan merasuk dan berwudhu di alam terbuka memberikan sensasi yang berbeda, menambah adrenalin untuk membuka mata. Perpaduan sempurna dengan dinginnya air wudhu yang meluncur bersama aliran darah. Setelah shalat shubuh, kajian pagi diisi oleh Brother Ramadhan dengan topik Dunia Milik Allah!
Selanjutnya, sambil berbincang hangat, kami menikmati sajian sarapan pagi yang telah disiapkan oleh para akhwat. Teh hangat dan kopi, serta breakfast meal yang tersedia, cukup untuk menyiapkan kami melalui petualangan kami hari kedua. Setelah perut terisi, waktu menunjukkan pukul 07.45 AEDT, kami bersiap untuk acara berikutnya yaitu outing day. Kali ini tujuannya adalah air terjun Ellenborough Falls. Menurut informasi, air terjun ini adalah yang tertinggi ke-2 di bagian selatan bumi dengan ketinggian mencapai 160 m. MashaAllah! Namun sayangnya, saat itu kondisi fisik saya sedang drop akibat proses klimatisasi. Sehingga tugas sebagai camera person perjalanan, akhirnya harus ditukar dengan trolley guy alias petugas belanja.
Tetapi dari laporan tim di lokasi, ada beberapa foto yang bisa ditunjukkan sebagai pertimbangan untuk anda yang ingin berkunjung ke lokasi.
Meanwhile, Ada hal menarik yang perlu saya ceritakan pada saat berbelanja bahan makanan. Awalnya kami, saya dan Mas Ramadhan yang sama-sama kurang fit, bertujuan untuk pergi ke Taree lebih dulu karena di sana adalah kota yang cukup besar, lebih besar dari area lain di sekitaran. Prediksi saya akan ada lebih banyak, lebih besar, dan lebih lengkap toko swalayan dibandingkan dengan kota/suburban sekitar. Namun kenyataan berkata lain,
Dari beberapa items di list belanja kami, tidak ada satu swalayan pun yang secara lengkap menyediakan kebutuhan kami. Diawali dengan Aldi Store, Woolworth, kemudian Coles, bahkan beberapa toko asia di Taree pun kami kunjungi dan tetap masih ada items yang belum terbeli. Sepertinya, sudah semua swalayan di Taree kami datangi. Laa haulaa wa laa kuwwataa illaa billaaah. Namun sebagai seorang muslim kami wajib untuk khusnudzon dan tidak putus asa, masih ada satu Coles di Wingham. Sambil berusaha melihat-lihat pertokoan di sekitaran, kami bergerak menuju Wingham.
Wingham, kami sampai di town centre dan langsung menuju satu-satunya shopping centre di sana. Alternatif paling akhir, sebelum kami terpaksa harus menuju Newcastle untuk mencari swalayan yang lain. AlhamduliLlaah, Allah SWT memang senantiasa bersama orang-orang yang sabar. Di Wingham kami mendapat sisa bahan-bahan yang belum terbeli. Beberapa titipan pribadi seperti makanan bayi ada yang tidak semua kami dapat, tapi minimal sudah mencukupi kebutuhan mereka. Dan yang paling utama, kebutuhan kelompok telah terpenuhi. Dan kami bisa kembali ke perkemahan dengan perasaan lebih lega. AhamduliLlaaah,
Sampai di perkemahan, kami dikejutkan dengan kabar bahwa makanan yang seharusnya dibawa menuju ke Ellenborough Falls, tertinggal di mobil. Mobil tersebut seharusnya dipakai, namun karena alasan keamanan mobil tersebut batal dibawa, dan makanan yang ada di bagasi mobil tertinggal. Cukup membuat bahan pikiran yang baru, namun AlhamduliLlaahi 'alaa kulli haal, rombongan telah kembali dari perjalanan pas di akhir jam makan siang. Kami yang ada di perkemahan segera menyiapkan makanan yang bisa kami hidangkan. Sedangkan makanan yang ada di bagasi mobil, dipastikan telah basi.
Setelah santap siang dan shalat, acara berlanjut kajian yang disampaikan oleh Bro Hadi. Membahas tentang teori berfikir secara islami. Hari kedua berlangsung lebih santai. Setelah kajian selesai, beberapa dari kami memilih beristirahat. Ada juga yang memilih jalan-jalan untuk bereksplorasi di sekitar, bermain lagi di sungai, atau sekedar berbincang hangat di area logistik ditemani camilan. Saya sendiri memilih mengambil buku dan tenggelam di dalamnya sebelum diajak bergabung dengan Kang Dadang, Muhajir, dan Reo sesama pelajar dan perantauan di Australia. Personally, kami cukup menikmati sore terakhir kami di sana, small chat dengan pemandangan yang, MashaAllaah, indah terhampar di depan mata.
Selanjutnya kami melaksanakan shalat berjama'ah, dilanjutkan dengan majelis ilmu. Kali ini materi disampaikan oleh Ust Abu Fatih ar-Ruum yang sudah datang sejak siang hari, bergabung dan bermalam bersama keluarga di lokasi. Menjelang malam, kami juga kedatangan keluarga dari Abu Zaid yang menyempatkan hadir meskipun hanya untuk "mampir". Malam itu kami lewatkan dengan berdiskusi ringan, sambil menikmati hidangan makan malam bersama-sama. Hawa dingin semakin mengakrabkan kami dalam proses thollabul 'ilmi.
Menjelang malam, kami bersiap untuk beristirahat. Sahabat ANSHAR yang besok harus memegang kemudi, kembali ke tenda lebih awal. Beberapa dari kami memilih untuk tetap berbincang hingga tengah malam. Oh iya, hampir lupa! Beberapa ikhwan menyempatkan diri membuat api unggun untuk jagung bakar. Lucunya, tidak ada persiapan untuk ini, bumbu jagung bakar pun hanya berupa mentega, dengan kuas diambil dari kulit jagung. Selain itu ada kentang manis yang cukup membuat repot kami untuk mengolahnya. Belum pernah ada dari kami yang berpengalaman membuat kentang manis bakar dengan api unggun. AlhamduliLlaah, meski begitu tetap kami menikmati momen kebersamaan ini yang jarang sekali kami dapatkan, mungkin sekali dalam setahun.
Minggu, 3 January 2016, Day 3 ANSHAR Summer Camp.
Memulai hari bersama-sama menghadap Sang Khalik, mensyukuri sebuah kesempatan sekali lagi bersujud menghamba kepadaNYA, Dzat pemilik firman di Al-Qur'an, dunia, beserta isinya. Sekali lagi menjadi nikmat yang harus kami syukuri karena jarang kami dapatkan. Dapat shalat shubuh berjama'ah bersama sahabat ANSHAR, yang mungkin di hari biasa sibuk dengan keluarga dan pekerjaan maupun perkuliahan. Selepas Shubuh, acara berlanjut dengan tausiyah yang disampaikan oleh Abu Zaid yang didaulat langsung oleh para jama'ah. Dengan lugas, beliau menyampaikan ilmu untuk kami pelajari dan renungkan sebagai bekal menghadapi dunia menuju akhirat.
Tak terasa waktu berjalan seiring materi dan diskusi pun usai. Matahari mulai menyeruak dari balik awan berbukit, menghadirkan kehangatan yang sedikit menggeser dingin di areal perkemahan. Burung mulai bernyanyi dan perut ikut berbunyi, tanda waktunya diisi. Para akhwat kembali sigap menyiapkan kebutuhan keluarganya. Kali ini dengan porsi yang lebih besar. Sarapan, minuman hangat dengan camilan ringan pengisi perut untuk aktifitas pagi kami. Sajian cocok sambil menemani obrolan santai dan canda tawa di antara kami semua.
Setelah perut terisi, acara selanjutnya adalah bersih lokasi. Kami memulai dengan membereskan areal logistik, tempat dimana banyak peralatan terkumpul. Setelah selesai, peralatan olah raga dan tenda gazebo dibereskan, dilanjutkan dengan tenda peserta. Proses ini tidak memakan waktu yang cukup lama. Tenda gazebo yang menjadi tempat shalat kami, sepertinya yang paling rumit diantara lain nya karena membutuhan personil yang banyak untuk prosesnya. Setelah tenda-tenda selesai dilipat, kami berkeliling untuk kebersihan sampah di sekitar. Seperti yang saya sebutkan di awal, pemilik areal pun sampai ikut berkeliling untuk melakukan pengecekan dengan teliti. Meski begitu, kami sadar sebagai seorang muslim, secara tidak langsung kami telah didaulat sebagai duta Islam baik secara individu maupun kelompok. Kami harus menunjukkan bahwa Islam pun mengenal kebersihan yang sama, bahkan seharusnya lebih baik dari mereka.
AlhamduliLlaah, proses clearing lokasi selsai tepat waktu. Sebuah time management dan kerja sama yang baik dari Tim OC dan Peserta. Tepat pukul 10am, kami mulai bergerak meninggalkan lokasi. Saya termasuk di rombongan awal yang meninggalkan lokasi bersama 5 mobil lainnya, termasuk mobil peralatan. Dibelakang, menyusul 7 mobil lainnya. Namun, rupanya Allah SWT memberikan sebuah kejutan untuk menguji kesabaran kami. Ketika sampai di persimpangan Wingham-Gloucester, saya dan 2 mobil lain mengambil rute terpendek menuju Gloucester. Sedangkan 2 mobil lain menunggu rombongan di belakang menuju Wingham. Tak dinyana, kami mendapat kabar bahwa salah satu saudara kami mengalami kecelakaan hingga menabrak pohon di tepi jurang!
Teman saya menceritakan, mobil yang dikendarai Bro Eko ini sempat mengalami drift akibat jalanan yang tidak beraspal. Namun, penumpang yang panik mencoba menginterupsi kemudi menyebabkan kendali tidak stabil. Maka laju mobil menjadi lepas kendali dan menjadi sebuah kecelakaan. AlhamduliLlaah penumpang di dalam mobil masih diberikan kesadaran, segera setelah crash, penumpang segera keluar meninggalkan mobil yang berada tepat di bibir jurang. Upaya untuk meninggalkan beban di dalam mobil yang berpotensi jatuh ke bawah jurang.
Semua penumpang selamat tanpa cidera berarti. AlhamduliLlaahi 'alaa kulli haal,
Proses evakuasi memakan waktu yang tidak sebentar. Mobil yang menabrak berada di posisi yang cukup sulit untuk dikeluarkan. Mesin mobil juga tidak dapat difungsikan. AlhamduliLlaah tidak lama kemudian, ada penduduk lokal yang datang menghampiri dan menanyakan apakah ada yang bisa dibantu. Saat melihat kondisinya, orang lokal tersebut menawarkan traktor untuk menarik mobil kembali ke jalur. Dan cara itu berhasil, mobil dapat kembali ke jalan namun tetap tidak mampu dikendarai.
Di sini solidaritas kami sebagai umat muslim mendapatkan penegasan. Penumpang di mobil korban tentu butuh tumpangan di mobil lainnya. AlhamduliLlaah rupanya hal tersebut bukanlah masalah, teman-teman secara suka rela menawarkan bantuan dan rela berdesakan di mobil untuk menampung tambahan 5 orang di mobil-mobil yang tersisa. Tentu bersama barang bawaan yang tidak sedikit. Namun tentu pengorbanan mereka tercatat sebagai pahala berlipat yang akan dibalas oleh Sang Pembalas yang Maha Adil. InsyaAllah,
Saya dan 2 mobil rombongan tiba beberapa jam lebih awal dan langsung berkumpul di rumah Bro Hadi, sembari menunggu kabar dari rombongan di belakang. Sekitar 2 jam kemudian, beberapa dari rombongan mobil belakang mulai berdatangan dan kami bertemu dengan Bro Eko. Lega melihat beliau dalam keadaan sehat, tanpa cidera, meskipun jelas sekali tampak raut wajah shock darinya. Kami pun menyusun rencana untuk mengevakuasi mobil yang masih berada di Cundle Flat, dan alhamduliLlaah mobil tersebut telah dapat dievakuasi kembali ke Sydney beberapa hari kemudian.
ANSHAR Summer Camp 2016 meninggalkan kesan yang berarti buat saya, dimana meskipun saya berada jauh dari rumah dan tempat saya tumbuh besar bersama teman-teman saya sebelumnya, namun dalam acara tersebut saya seolah menemukan lagi keluarga saya yang lain. Keluarga yang tidak kalah hangat seperti di rumah, teman-teman baik seperti mereka yang ada di Indonesia, dan orang-orang yang senantiasa mengingatkan saya untuk kembali ke Islam dengan perkataan dan perbuatan mereka. Saya juga mendapatkan banyak ilmu, baik dalam materi yang disampaikan, diskusi ringan, sampai perkataan spontan dari sesama peserta. Selain itu, Summer Camp kemarin memberikan pengalaman berbeda untuk waktu-waktu study saya di Australia dengan pemandangan alam yang sangat asri.
Sebuah pengalaman yang sangat berharga buat saya secara pribadi. Semoga akan ada lagi acara-acara dengan konsep serupa, yang tidak hanya menjauhkan kita dari pohon-pohon dan kuda-kuda besi ke pohon-pohon dan kuda-kuda yang asri nan asli, tetapi juga menambah tsaqofah kita sebagai seorang pribadi muslim, demi mewujudkan Islam yang kaaffah seperti yang diperintahkan Allah SWT. Demikian ulasan yang mampu saya buat, mohon maaf jika terdapat kesalahan. Semoga terdapat manfaat dan hikmah yang bisa diambil. Terima Kasih telah meluangkan waktu untuk membaca. BiLlaahi taufiq wal hidayah, wassalamu'alaikum warahmah.
akhuukum,
Praz Akhmad
No comments:
Post a Comment